those infuriating studs


murid-murid menyebalkan itu…

aku tahu, aku bukanlah seorang guru teladan, atau yg paling menarik, atau terfavorit. whateva…
I’m just what I am.
Aku cuma seorang manusia biasa yg ternyata dipercaya Alloh untuk menjadi seorang pengajar, pendidik, pembimbing siswa menemukan bakat dan mengarahkannya menjadi manusia yang lebih berpendidikan.

Tapi lalu kadang muncul satu pertanyaan…
dengan kasus siswa yang melanggar aturan sekolah.
entah itu kesiangan, tidak mengerjakan tugas, atau kabur saat jam belajar, atau bahkan terlibat masalah dengan kepolisian.
it’s just like…apapun yang aku katakan semuanya bullshit.
nothing.
masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.
munafik.
modolan.
apakah aku gagal menjadi seorang guru?
saat siswa tak lagi punya respect, rasa hormat dan cinta yang menjadikannya mau rela berkorban…

kekerasan tidak banyak menyelesaikan masalah.
trust me i’ve been there.
seorang manusia yang orang kira pendiam seperti aku, jika sudah merasa terinjak, maka kucing kecil pun akan berubah menjadi harimau buas.
yea, oneday, I slapped one of them.
namun kurasa tamparan itu bukannya membuat mereka jera. namun membekas di hati menjadi dendam bahwa mereka bisa buktikan kalau mereka bisa lebih buruk lagi.
dan lalu seperti itulah kenyataannya.

seminggu berlalu. dan perbuatan mereka semakin menjadi.

so, i guess those were so nonsense, those words that I said.

mulai saat itu, satu hal yang kusadari. aku tak perlu menegur mereka lagi. dengan kata-kata ataupun dengan tangan.
aku tak perlu berusaha menjadi guru yang baik yang memerdulikan siswanya lagi. tak perlu jadi guru favorit yang dekat dengan anak-anak. aku tak punya bakat.hehe
yang kulakukan adalah pura-pura tidak melihat dan mendengar apa yang telah mereka lakukan.
kalau mereka tidak mengerjakan tugas atau kabur lagi. aku gakan menuntut mereka menjadi seperti yang kuinginan. it’s their choice anyway. konsekuensinya mereka toh sudah tau. I wont give them any mark.
yeps,buat apa aku kasih nilai, lha wong gada yg bisa dinilai.

i’ll just keep my smile n carry on my lesson. no matter what.
they like it or not. i dont care.
should i really care?

tapi memang bukan mitos guyz….sebejat apapun seorang anak, seorang ‘guru’ dalam hatinya pasti akan selalu memikirkannya dan berdo’a untuk kebaikannya. n that’s exactly what i feel. aku masih, ternyata masih memikirkannya. berapa kalipun kubilang pada diriku sendiri, aku gakan memikirkan mereka lagi. buktinya dengan tulisan-tulisanku ini, mereka masih tetap menjadi bagian dari hidupku. mereka adalah guru hidupku. kenakalan mereka menjadikanku lebih kuat dan mungkin pintar, dan mungkin sukses. i dunno.

so, what am i supposed to do?

kurasa yang mesti kulakukan adalah membuat mereka jatuh cinta padaku dan gakkan meninggalkanku lagi…^^…
n i guess i know how…