Rain

….
Angin dingin berhembus, menyelusup ke pori-pori,
langit terang berubah jadi hitam atau keabu-abuan
butiran-butiran air jatuh perlahan,
untung tak terdengar guntur yang saling bersahutan

…..

Setelah sekian lama, akhirnya
sesudah bergelut dengan cuaca panas nan gerah
seketika orang mulai tertawa bersuka cita
atau malah menangis, meringis

Manusia, penjelalajah, penjajah, penjamah
berkumpul, sendiri-sendiri
menikmati guyuran air yang turun dari tempat tinggi
menari, mengutuk, merasa menjadi raja
atau hanya diam, melamun, anomali

yang jelas, semua basah
jika ia datang untuk yang pertama kali setelah kemarau panjang, maka mitosnya ia menjadi masalah
sumber penyakit, sumber kekeringan, atau tanaman yang tidak menjadi buah

saat bau tanah menyeruak, semua orang berlari mendekat, takjub
lalu anak-anak demam, pilek dan batuk

saat tunas-tunas muncul, sistem kapilar terjadi,
ketika air sumur malah menjadi surut, orang-orang cemberut

dan tanaman yang tidak jadi berbuah, karena ia di dahului oleh air yang membuncah, dari langit
tak ada pesta rambutan lagi, selama hampir setahun

Lalu ketika sudah diluar batas normal
kampung boleh aman…tapi kota tidak demikian
sistem drainase yang busuk membuat orang-orang kalang kabut
beralih ke tempat yang lebih tinggi dan menyalahkan para politisi

hanya beberapa yang berseri,
tanaman bertasbih
motor, mobil, jalanan, menjadi bersih
sawah kembali terairi

Untuk air yang tercurah dari awan
Ia kontroversi,
Air yang tak kuat menahan gravitasi
menjadi berkah dari alam, dari Tuhan yang Maha Pengertian
tapi seringkali tak disyukuri

One thought on “Rain

  1. tidak seperti Isabella Swan…aku suka cuaca mendung…yg membuatku merenung, betapa indah….atau berkendara di tengah hujan lebat di antara lalu lalang keandaraan yg padat. Aku suka track basah, saat aku naek podium dan orang-orang berjatuhan/ kalah ^^

Leave a comment